Sunday, April 24, 2011

makalah pendidikan

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PEMBAHASAN
PENDIDIKAN
Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnyayang berlangsung sepanjang hayat.
Beberapa definisi pendidikan :
Menurut Prof. Hoogeveld, mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
Menurut Prof. S. Brojonegoro, mendidik berarti memberi tuntutan manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.
Menurut Henderson, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Dalam GBHN Tahun 1973, Pendidikan hakekatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanan di dalam maupun luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup.
Dalam undang-undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional,Pendidikan adalah usaha sadar yang menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran / atau latihan bagi perananya dimasa yang akan datang.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan : pertama, pendidikan berlangsung seumur hidup. Kedua : Pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia (Orang tua, Masyarakat, dan pemerintah). Ketiga, pendidikan merupakan suatu keharusan.
Dan dalam istilah-istilah pendidikan terdiri dari 2 yaitu :
PEDAGOGIK
ANDRAGOGIK
Dan dalam istilah pendidikan yang dinamai “PEDAGOGIK” mula-mula timbul dalam karya ”COMENIUS PARAPELA” dimana comenius yang dikemukakan melalui karya tersebut, kata PEDAGOGIK berasal dari bahasa yunani ”PAIS DAN PAID” anak dan ”AGO” saya membimbing, jadi Pras Ago yang berarti membimbing anak.
TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan juga sudah jelas diterapkan dalam bab II pasal 4 yang berbunyi ......... Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri.
MAKNA PENDIDIKAN
Makna pendidikan dapat dilihat dalam penertian secara khusus dan secara luas, dalam arti khusus LANGEVILO mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang di berikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan.
Selanjutnya pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan yang berlangsung sepanjang hayat.
Manusia dan pendidikan
Manusia adalah makhluk yang berbudi pekerti dan berfikir dari anggota persekutuan masyarakat sosial, manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan.
Makna pendidikan bagi manusia
Dengan pendidikan manusia biusa berkreasi, berkarya dan dapat mewujudkan pendidikan manusia bisa menjadi presiden, astronomi, jendral dan bisa menjadi apa saja yang manusia sangatlah penting untuk kehidupan sehari-hari seperti terhadap lingkungan keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program serta pengolahan pendidikan.
Jalur pendidikan
Penyelenggaraan sisdiknas dilaksanakan melalui 7 jalur yaitu :
Jalur pendidikan sekolah
Jalur pendidikan diluar sekolah (PLS)
Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan dasar
Jenjang pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan Tertinggi
Program dan pengadaan pendidikan
Jenis program pendidikan
Kurikulum program pendidikan
TUJUAN PENDIDKKAN NASIONAL
Membangun kualitas yang bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-nya, sebagai warga negara yang berjiwa pancasila danmempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi.
MENGAPA MANUSIA MEMBUTUHKAN PENDIDIKAN ?
Mengapa manusia membutuhkan pendidikan ? maka dapat dijawab dengan ” karena pendidikan mempunyai tugas dan mampu menumbuhkan sifat hakikat manusia sebagai sesuatu yang bernilai luhur dan hal ini menjadi nilai kehalusan.
LANDASAN PENDIDIKAN NASIONAL
Adapun dasar pendidikan nasional bagi bangsa indonesia dapat diklarisifikasikan manjadi dasar ideal, Dasar konstitusional dan dasar luhur dan dasar operasional .
Dasar ideal pendidikan Nasional adalah pendidikan Nasional adalah pendidikan
Dasar kontitusional pendidikan pendidikan alah UUD 1945
Dasar Operasional
Dasr Sosio Budaya
TEORI PENDIDIKAN
TEORI PENDIDIKAN EMPIRISME
Pandangan empirisme ini, pendidikan peran sangat penting, sebab dapat menyediakan lingkungan pendidikan pada anak dan akan diterima sebagai pengalaman sesuai ujuan pendidikan
ALIRAN NATISME
Aliran natisme memakan kemampuan dari dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor lingkungan pendidikan kurang berpengaruh pada perkembangan anak.
ALIRAN NATURALISME
Aliran naturalisme menganjurkan agar dalam proses perkembangan anak tersebut diserahkan kepada pendidikan alam yakni anak dibiarkan berkembang sendiri menurut alamnya.
TEORI KONVERGENSI
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam tumbuh kembangnya manusia.
LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak-anak mendapatkan bimbingan dan paling banyak memperoleh pendidikan
  1. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga
Pengalaman pertama anak-anak
Menjamin emosional anak
memberikan kasar pendidikan sosial
Peletakan dasar-dasar keagamaan
Lembaga pendidikan sekolah
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh secara teratur, sisitematis, bertingkat dan dengan mengikuti syaraf yang jelas.
  1. Fungsi sekolah
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Efisiensi
Sosialisasi yaitu membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial
Lembaga pendidikan di masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri.
Pendidikan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Pendidikan diselenggarakan diluar sekolah
  2. Peserta didik perlu homogen
  3. Ada waktu belajar dan metode normal, serta evaluasi yang sisitematis
  4. Isi pendidikan bersifat prakti dan khusus
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Pada dasrnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di indonesia yaitu :
Bagaimana semua warga negara dapat dinikmati kesepakatan pendidikan
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah masyarakat.
Jenis permasalahan pokok pendidikan
Ada empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.
  1. Masalah pemerataan pendidikan
Ada empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara
Pemecahan masalah pemerataan pendidikan langlah-langkah yang ditempuh melalui cara konversional dan cara inoatif :
Cara Konversional
    1. Membangun gedung sekolah
    2. menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem ganti pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain
Sistem pamong
SD kecil pada daerah terpencil
Sistem guru kunjung
SMP terbuka
Kejar paket A dan B
Belajar jarak jauh, seperti Universitas terbuka
  1. Masalah mutu pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia dan manajemen.
  1. Masalah efisiensi pendidikan
Beberapa masalahefisiensi pendidikan yang penting adalah
    1. bagaimana tenaga pendidikan difungsikan
    2. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
    3. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga kerja
  1. Masalah relevasi pendidikan
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masalah pendidikan
  1. Perkembangan iptek dan seni
  2. Laju pertumbuhan penduduk bersumber pada
    1. Pertambahan penduduk
    2. Penyebarabn penduduk
  1. Aspirasi masyarakat
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PADA ZAMAN KOLONIALISME
Pendidikan di Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan dapat digolongakan ke dalam tiga periode yaitu:
Pendidikan yang berlandasakan agama Hindu – Budha
Pada periode awal perkembangannya agama Hindu – Budha di Nusantara, seistem pendidikan sepenuhnya berisi keagamaan yang dilaksanakan di biara-biara atau padepokan.
Pendidikan yang Berdasarkan Islam
Pendidikan berdasarkan Agama Islam dimulai sejak datangnya saudagar asal Gujarat India ke Nusantara pada abad ke-13, pada mulanya para saudagar meajalin hubungan perdagangan dengan para pedagang di Sumtera dan Jawa.
Pendidikan yang Berlandaskan Agama Katolik dan Kristen Protestan
a. Pendidikan pada Jaman VOC (Verenigde Oost Indishe Compegnee)
Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia pada abad ke-16, mulanya untuk tujuan berdagang dengan mencari rempah-rempah dengan mendirikan VOC.
b. Pendidikan pada Jaman Kolonial Belanda
Pudarnya VOC pada akhir abad ke-18 menandai datangnya jaman Colonial Belanda, meskipun berpihak pada kepentingan Hindia – Belanda, sistem pendidikan pun berubah menjadi lebih terbuka.
c. Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang
Tujuan Pendidikan pada jaman Jepang diarahkan untuk mendudung pendudukan Jepang dengan menyediakan tenaga-tenaga kasar serta Cuma-Cuma (romusha).
Meskipun singkat, berlangsung pada tahun 1942 – 1945, masa pendudukan Jepang memberikan corak yang berarti pada pendidikan di Indonesia, tidak lama setelah berkuasa, Jepang segera menghapus sistem pendidikan yang berdasarkan atas penggolongan menurut bangsadan status sosial.

Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik. Definisi yang terpenting :
  • Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi
  • Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu - termasuk pendidikannya
  • Meningkatkan kedewasaan individu
  • Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan individual thinking supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dari negara lain.
Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar, antara lain :
  1. Prof. Dr. N. Driyarkara; pemikiran ilmiah tentang realitas yang disebut pendidikan (mendidik dan dididik).
  2. Prof. M. J. Langeveld; Paedogogic atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
  3. Dr. Sutari Imam Barnadib; ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Menurutnya, perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan:
    • Adanya tujuan yang hendak di capai
    • Adanya subjek manusia
    • Yang hidup bersama dalam linkungan hidup tertentu
    • Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
  1. Prof. Brodjonegoro; ilmu pendidikan merupakan teori pendidikan, perenungan, tentang pendidikan.
Pendidikan lebih tua dibandingkan ilmu pendidikan, sebab pendidikan telah ada sebelum ilmu pengetahuan. Pendidikan dalam arti yang sederhana merupakan suatu usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Dalam ilmu pendidikan, dikenal unsur-unsur pendidikan, antara lain:
  1. Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
  2. Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
  3. Ada yang didik
  4. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan;
  5. Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Berikut faktor-faktor pendidikan yang dikenal dalam ilmu pendidikan, yaitu :
  1. Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
  2. Faktor Pendidik
    Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, meliputi:  orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama.
  3. Faktor Anak Didik
    Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.
  4. Faktor Alat Pendidikan
    Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.
  5. Faktor Lingkungan, menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama.


    •  

Bertanya mengenai hakekat pendidikan adalah bertanya mengenai pendidikan itu ? Usaha utnuk memberikan jawaban terhadap apakah pendidikan itu telah memenuhi khazanah ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan / pedagogic.
Dari beberapa definisi yang muncul mengenai apakah hakekat pendidikan itu dapat dikategorikan dalam dua pendekatan yaiti pendekatan epistemologis dan pendekatan ontology atau metafisik.

Pendekatan Epistemologis diturunkan dari Pendapat seorang Filsuf bernama RenĂ© Descartes (1596-1650) yang dipandang sebagai pelopor filosofi modern. Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah :’Cogito ergo sum”.  Dalam satu bagian dari bukunya Meditationes de Prima Philosophia (1641) , Descrates menyatakan :
Throughout my writings I have made it clear that my method imitates that of the architect. When an architect wants to build a house which is stable on ground where there is a sandy topsoil over underlying rock, or clay, or some other firm base, he begins by digging out a set of trenches from which he removes the sand, and anything resting on or mixed in with the sand, so that he can lay his foundations on firm soil. In the same way, I began by taking everything that was doubtful and throwing it out, like sand … (Replies 7, AT 7:537).  Diambil dari http://plato.stanford.edu/entries/descartes-epistemology/

Dari uraian tersebut dapat dilihat dasar pemikiran Descrates untk menghilangkan keraguan untuk mendapatkan kebenaran. Didalam pendekatan epistemologis yang menjadi masalah ialah akar/kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Didalam usaha tersebut dikaji mengenai peranan pendidikan dan kemungkinan-kemungkinan pendidikan.

Dari sudut pandang ini :
  1. Pendidikan dilihat sebagai suatu proses yang inheren dalam konsep manusia artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.
  2. Proses pendidikan berkenaan  objek dari proses tersebut ialah peserta-didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta-didik merupakan objek dari ilmu pendidikan.
  3. Selanjutnya ada pula yang melihat hakekat pendidikan di dalam adanya pola struktur hubungan antara subyek dan obyek yaitu antara pendidik dan peserta didik.
Kelemahan pendekatan epistemologis mengenai hakekat pendidikan terletak pada lahirnya atau perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Pendekatan Ontologi/metafisik menekankan pada hakekat keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri. Pendekatan ini didasari pada tulisan seorang filsuf ahli Metafisik Aristoteles dalam bukunya Metaphysics.

"Since we are seeking this knowledge, we must inquire of what kind are the causes and the principles, the knowledge of which is Wisdom. If one were to take the notions we have about the wise man, this might perhaps make the answer more evident. We suppose first, then, that the wise man knows all things, as far as possible, although he has not knowledge of each of them in detail; secondly, that he who can learn things that are difficult, and not easy for man to know, is wise (sense-perception is common to all, and therefore easy and no mark of Wisdom); again, that he who is more exact and more capable of teaching the causes is wiser, in every branch of knowledge; and that of the sciences, also, that which is desirable on its own account and for the sake of knowing it is more of the nature of Wisdom than that which is desirable on account of its results, and the superior
science is more of the nature of Wisdom than the ancillary; for the wise man must not be ordered but must order, and he must not obey another, but the less wise must obey him. ( dari http://classics.mit.edu//Aristotle/metaphysics.html )

Kedua jenis pendekatan mengenai hakekat pendidikan  baik pendekatan ontologis maupun pendekatan metafisik keduanya mempunyai kebenaran masing-masing. Ilmu pendidikan sebagai ilmu tentunya mempunyai objek, metodologi serta analisis proses pendidikan itu. Namun demikian objek ilmu pendidikan atau subjek ilmu pendidikan adalah anak manusia  sehingga tidak terlepas dari pertanyaan mengenai hakikat manusia.

Pendekatan-pendekatan mengenai hakekat pendidikan  telah melahirkan berbagai jenis teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. Untuk menelusuri berbagai teori tersebut perlu kita sepakati, seperti yang telah diuraikan tadibahwa pendidikan itu bukan hanya suatu kata benda (noun) tetapi juga merupakan suatu proses atau kata kerja (verb). Pengertian bahwa pendidikan merupakan suatu sekaligus hasil (noun) dan suatu proses (verb) adalah penting sekali untuk mengerti hakekat pendidikan tersebut.

Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
  1. Pendekatan reduksionisme
  2. Pendekatan holistic integrative
Pengelompokan ini tidak bersifat hitam-putih tetapi sekedar menekankan garis besar dari teri-teori tersebut dan saling berdekatan, mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itu, berbagai teori tersebut mempunyai kesamaan di dalam memberikan jawaban terhadap hakikat pendidikan ialah bahwa pendidikan tidak dapat dikucilkan dari proses pemanusiaan. Tidak ada suatu masyarakatpun yang dapat eksis tanpa pendidikan.



1 comment:

  1. Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat ...................



    bisnistiket.co.id

    ReplyDelete